Rabu, 13 April 2011

Mazhab Historis

Pokok – pokok ajaran dalam mazhab historis sebagai berikut:

1. Dalam menetapkan ide, hendaknya ditinjau tingkat perekonomian masyarakat menurut sejarahnya, tidak melihat keadaan pada saat itu.

2. Kepentingan nasional harus di utamakan.
Manusia harus di pandang sebagai individu dalam sebuah masyarakat, sehingga kepentingan pribadi dipengaruhi oleh norma – norma lain misalnya adat istiadat, kesusilaan, dan agama.

3. Dalam mengadakan penelitian masalah – masalah ekonomi harus didasarkan pada peristiwa – peristiwa ekonomi yang nyata.
Hukum ekonomi bersifat relatif dan tergantung pada waktu dan masa.

Tokoh – tokoh mazhab historis sebagai berikut :

1. Friedrich List (1789 – 1846)

Terdapat 5 fase pertumbuhan, yaitu :

v Fase primitive

v Beternak

v Pertanian

v Industry pengolahan

v Perdagangan

2. Bruno Hilderbrand (1812­­­­­­- 1878)

Perkembangan ekonomi berdasarkan 3 sistem distribusi, yaitu :

v barter

v uang

v kredit

3. Karl Bucher

v Rumah tangga tertutup

v Rumah tangga kota,

v rumah tangga kemasyarakatan, dan

v rumah tangga dunia.

4. Werner Sombart (1863 – 1941)

v Tingkat pra kapitalisme,

v Tingkat kapitalisme menengah,

v Tingkat kapitalisme tinggi, dan

v Tingkat kapitalisme akhir.

5. Max Weber (1864 – 1920)

Dalam kegiatan ekonomi, Max Weber melihat bahwa dalam sejarah mengenal artinya mencari laba atau keuntungan. Menurut Weber, perilaku ekonomi kapitalis bertolak dari harapan akan keuntungan dari tukar – menukar yang di dasarkan pada kesempatan memperoleh laba.

Mazhab analitis

v Teori klasik

1. Adam smith : adanya spesialisasi produktivitas

2. Ricardo :

· Upah

· Sewa

· keuntungan

3. Malthus : jumlah penduduk > perkembangan capital dan tabungan yang dihambat oleh permintaan efektif

4. Karl marx

· Masyarakat primitive

· Masyarakat perbudakan

· Masyarakat feudal

· Masyarakat kapitalis

· Masyarakat social

v Neo-klasik

- Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi.

- Perkembangan itu merupakan proses yang gradual.

- Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif.

- Aliran Neo-Klasik merasa optimis terhadap perkembangan.

- Adanya asfek internasional dalam perkembangan tersebut.

Teori Schumpeter


• Joseph Alois Schumpeter pertama kali mengemukakan teori pertumbuhan ekonominya dalam buku "Theory of Economic Development" (1911).


• Asumsi: perekonomian persaingan sempurna yang berada dalam keseimbangan mantap (tak ada laba, tidak ada suku bunga, tidak ada tabungan, tidak ada investasi, tidak ada pengangguran terpaksa). Keseimbangan ini ditandai "arus sirkuler".


• Pembangunan adalah perubahan yang spontan dan terputus-putus pada saluran-saluran arus sirkuler tersebut, gangguan terhadap keseimbangan yang selalu mengubah dan mengganti keadaan keseimbangan yang ada sebelumnya. Unsur utama pembangunan adalah inovasi.


Inovasi terdiri dari
(1) pengenalann barang baru,
(2) pengenalan metode produksi baru,
(3) pembukaan pasar baru,
(4) penguasaan sumber penawaran baru bahan mentah atau barang semi
manufaktur,
(5) pembentukan organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.


• Pengusaha merupakan tokoh kunci di dalam analisa Schumpeter. Pengusaha adalah
inovator.

• Menurutnya, matinya kapitalis disebabkan tiga hal:
(1) kemerosotan fungsi kewiraswastaan,
(2) kehancuran keluarga borjuis,
(3) kerusakan kerangka kelembagaan masyarakat kapitalis.

Ada 5 kegiatan dalam inovasi (Schumpeter) :
1.Diperkenalkan produk baru yg sebelumnya tidak ada.
2.Diperkenalkannya cara produksi baru
3.Pembukaan daerah pasar baru
4.Penemuan sumber bahan mentah baru
5.Perubahan organisasi industri

Teori Ketergantungan

• Sebagian terbesar (sekitar 80%) penduduk di negara-negara dunia ketiga tinggal di daerah perdesaan. Mereka umumnya (sekitar 66%) bekerja di sektor pertanian. Padahal sumbangan sektor pertanian terhadap produk nasional kotor (GDP) hanya 32%.


• Di negara berkembang, sektor pertanian memiliki produktivitas yang rendah, teknologi pertaniannya primitif, organisasinya tidak baik, terbatasnya input modal fisik dan tenaga kerja yang terdidik/terampil.

• Umumnya perekonomian di negara-negara yang sedang berkembang berorientasi pada produksi bahan-bahan pokok sebagai saingan dari kegiatan-kegiatan produk sekunder (industri) dan tersier (jasa). Komoditi pokok ini merupakan ekspor yang penting ke negara lain.

• Teori ketergantungan merupakan bagian dari "model-model strukturalis internasional", yang secara esensial memandang negara-negara dunia ketiga sebagai benda yang diatur oleh kekakuan struktur ekonomi dan institusional serta terperangkap dalam suasana 'ketergantungan' dan 'dominasi' terhadap negara-negara kaya. Terdapat dua jalur dalam model strukturalis internasional ini yaitu model dependensi 'neo-kolonial' dan model 'paradigma tiruan/palsu'.

• Model dependensi neo-kolonial merupakan sisa-sisa pertumbuhan dari pemikiran Marxis. Ciri pemikiran ini adalah eksistensi dan memelihara keterbelakangan dunia ketiga, terutama sekali terhadap evolusi historis mengenai sistem kapitalis internasional yang betul-betul tidak sama dalam hubungan negara-negara kaya dan negara-negara miskin.


• Model paradigma tiruan/palsu yaitu atribut keterbelakangan dunia ketiga mengenai kesalahan dan ketidaksesuaian nasehat yang diperoleh dengan baik tetapi negara maju/donor seringkali kurang jelas atau kekurangan bahan mengenai kondisi atau latar belakang masing-masing negara yang sedang berkembang. Negara maju/donor memberikan konnsep-konsep yang besar, struktur teoritikal yang baik dan model-model ekonometrik yang kompleks mengenai pembangunan yang seringkali menimbulkan kekurangsesuaian atau menimbulkan kebijakan-kebijakan yang keliru karena faktor-faktor institusional dan struktural (pemilikan tanah tak adil, pembagian kredit yang timpang, pengendalian finansial yang tidak tepat, dsb).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar